Senin, 01 September 2008

kepada siapa mengadu

Kala rindu tak bertemu. kala suka tak berkata. kala cinta tak bersua. kemana ku mengadu? sedang hati bersama selalu. rinduku. Ingin kuhempas jiwa pilu memendam rindu. Hilang sudah derita menyiksa. Lenyap sudah resah gelisah. Aku ingin bebas!!!

Sia-sia sudah karena tak pernah lepas. Jiwa terikat kuat cinta buta hingga tiada daya. jiwa raga punah. Mengapa kau datang lalu pergi? Mengapa kau sapa lalu tiada? Mengapa... mengapa... dan mengapa. Aku tak tahu jawabnya.

Kepada siapa ku mengadu kala hati pedih teriris kisah sedih. Kepada-Mu, wahai Sang Raja Diraja Penguasa Semesta. Sedang aku tak pernah bertemu-Mu. Aku malu. Ini bukanlah mahaderita dari samudera duka. Mega kelam naungi jiwa hingga buta tiada melihat dan merasa. Hampa.

Kepada siapa ku mengadu?

jejak gundah

Kemarin dia datang meninggalkan jejak menyesakkan. Beberapa baris pesan singkat yang membuatku gundah. Aku memang masih berharap dia akan datang padaku, karena aku masih menyayanginya. Keraguanku muncul karena pesannya itu yang tak kuiinginkan. Harapan besarku dia akan mengirimkan pesan bahwa dia sangat sayang aku dan mau kembali padaku.

Pesan pendek yang muncul di ponselku menghidupkan kembali kenangan lama bersama dia. Aku tidak pernah habis pikir, padahal telah kutulis semua isi hatiku dan kusebar dimana-mana bahwa aku sangat menyayangi dan mencintai di. Aku sangat berharap dia kembali padaku. Namun tiada kata kunjung tiba darinya hanya pesan singkat kuterima, itu pun membuat gundah gulana.

Wahai sang pujaan hati katakanlah bahwa kau masih sayang dan cinta. Sudah lama kurindu kehadiranmu. Masa lalu biarlah jadi sebuah pelajaran bagi kita selanjutnya kita dapat memperbaiki lagi. Aku pun mulai belajar mengenalimu. Doaku hanya buatmu karena dalam hatiku hanya ada kamu. Aku sayang kamu.

Angin dingin menyelimuti tubuh, hatiku dingin karena tak terbalas rindu.

Minggu, 31 Agustus 2008

di titik nol ..

Sekian lama terkurung di ruang sempit menghimpit. Tak ada yang dapat kutatap hanya gambar hitam putihmu yang bergantung di setiap sudut. Tak kulihat warna-warni gambar selain potret burammu. Dalam masa cukup panjang aku meradang terjatuh hingga ke dasar curam. Aku berada dalam kehidupan kurva minus. Tak kurasa nikmat karunia-Nya yang tampak hanya duka sepanjang masa. Inikah yang dinamakan kufur nikmat? Sungguh kemalangan itu terus menjadi hantu gentayangan yang menyelubungi kabul. Hilang akal. Hilang kewarasan. Jalan buntu. Aku menjadi gila.

Kini cukup sudah di Ramadhan suci kurva bergerak cepat hingga berada di titik nol. Dalam sujudku pada-Nya kumohon tetapkan jiwa pada-Nya. Ya.. Muqolibul Qulub. Ku tak mau terjatuh ke sekian kali ke pusaran duka hingga terhijab rahmat-Nya. Kubuka mata hati. Kurasa indah aneka warna. Ini karunia Mahabesar-Nya. Cukup pada-Nya mencinta. Ku tak mau duka karenanya.

Di titik nol ku bulat tekad hapus duka bersamamu. Ku harus beranjak naik ke kurva positif dalam Ramadhan suci. Kupinta dalam doa.

Ya Rob..
kepada-Mu hanya memohon
Engkau Sang Mahapengabul doa
Engkau Sang Mahapembolak-bali hati manusia
tutup pintu hati untuknya
karena duka selalu bersamanya
dan hamba buta akan karunia Mahabesar-Mu

Ya Rob..
di Ramadhan suci
tetapkan hati pada Ilahi Robi
beri cinta sejati
hanya pada Rob Sang Khalik Penguasa Jagat Raya
hanya untuk Rob Sang Pemilik Hati
serta pada Sang Kekasih Mahalembut-Mu
Shalawat serta salam bagi Beliau
Rosulullahu Salallahu Alaihi Wassalam

Ya Rob...
tunjukilah ke jalan-Mu
jalan yang Engkau beri nikmat
bukan jalan sesat

Di titik nol kupendam segala duka di kedalaman tiada terkira. Di titik nol kutanam senyum sebagai rasa senang dalam karunia kehendak-Nya.
Sayonara pada mu. Marhaban Ya Ramadhan.

Jumat, 29 Agustus 2008

Cinta Bodoh

Cinta bodoh datang karena aku terlalu tergesa mengiyakannya. Akhirnya cinta itu menjadi api yang membakar diri hingga menjadi arang. Waktu itu mungkin ku menyambutmu tanpa cahaya-Nya hingga tiada terlihat jelas. Jiwaku kini hangus. Terbakar api cinta bersamamu hingga sulit kulupa selamanya. Kita bagai dua gelombang pasang. Saling menggulung. Saling mengadu kekuatan. Kata-katamu tajam menoreh hingga luka membusuk. Tak tahulah mengapa begitu. Mungkin itu peran dalam lakonku dari skenario Mahabesar-Nya.

Kucoba menghindar darimu yang terus selalu mengikuti bagai bayang-bayang yang tak pernah lepas dariku. Merana karenanya. Merana karena cinta. Cinta bodoh masa lalu yang sampai kini masih lekat sangat sulit terlepas. Mungkin hanya aku yang menggila seperti ini, sedang kau terbebas dari jerat siksa cinta. Mungkin kau telah bahagia bersama kekasih lainmu. Oh.. sungguh kini aku benar-benar manusia bodoh yang terus mengingatmu sedang kamu sudah mencampakkanku di keranjang sampah.

Inikah yang dinamakan kutukan cinta. Yang merana sepanjang masa. Yang menggila dibuatnya. Tiada kulihat keindahan yang lain selain dirimu. Sepertinya pintu hatiku terkunci rapat untuk yang lain, karena kuncinya kau simpan sendiri.

Ya Rob... berilah aku petunjuk-Mu, berilah kekuatan agar kudapat melangkah terlepas dari belenggu siksa cinta. Beginilah yang kurasa jika mencinta tidak karena-Nya, mencinta hanya karenanya. Mungkin itu, nafsu bersuka cita rayakan kemenangan, karena aku binasa di tangannya.

Ya Rob... ku mohon cahaya-Mu tuk terangi hatiku hingga dapat melihat kemana cinta kutuju yang terbaik menurut-Mu.

Biarlah angin dingin membekukan api cinta yang kini masih membara dan menguburnya di kedalaman hingga tiada muncul lagi. Kunantikan kini kehadiran cinta dari-Nya tuk terakhir kalinya. Inilah ujung perjalanan cinta bodoh ini.

7 Kekuatan Dasar Manusia

Manusia dikarunia berbagai kelebihan dibandingkan mahluk lainnya. Beberapa di antaranya adalah kekuatan-kekuatan dasar yang merupakan anugerah Allah SWT:

1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Manusia memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Oleh karena itulah kekuatan ini perlu dieksplorasi sedalam-dalamnya sehingga tercipta impian terindah dan terbaik untuk kemaslahatan umat manusia.

2. Kekuatan Fokus (The Power of Focus)
Kekuatan ini merupakan suatu kemampuan untuk melihat sesuatu hal secara jelas serta dapat mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang jelas. Melalui kemampuan inilah yang membantu kita untuk melihat sasaran, impian dan kekutan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah.

3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self-Discipline)
Sebuah tindakan akan menjadi kebiasaan jika dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. Pengulangan adalah kekuatan dahsyat untuk mencapai keunggulan. Untuk membangun kebiasaan tersebut diperlukan disiplin diri yang kokoh. Dengan menjadi disiplin, berarti kita telah mengalahkan dan mampu mengendalikan diri untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam hidup.

4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Manusia dikaruniai kekuatan untuk menghadapi kesulitan penderitaan dan kegagalan sehingga dapat bertahan. Sering kali kita lupa untuk belajar menghadapi kegagalan, karena kegagalan itu sendiri adalah bahan utama untuk mencapai keberhasilan.

5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar sehingga dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup.

6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran sebagai anugerah Allah SWT yang paling besar dan indah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita.

7. Kekuatan Kasih (The Power of Love)
Kasih dan kedamaian dalam diri akan muncul dari kerinduan yang terus-menerus untuk memasuki kehadirat Ilahi Robi.

Dengan ketujuh kekuatan inilah diharapkan manusia memperoleh kebahagiaan, suka cita, damai sejahtera, rasa aman, kesehatan, persahabatan, serta peran aktif dalam kehidupan sosial di masyarakat.

(diintisarikan dari Bus Rosil No. 3)

doaku untuk dia

Bertepuk sebelah tangan mungkin kalimat itu lebih pas ditujukan padaku saat ini. Begitulah keadaan sebenarnya. Siapakah aku siapakah kamu.. kadang kata itu terasa menggelitik, soalnya mengingatkan aku dengan dia. Dia itu siapa? aku ini siapa? Dia selalu bercerita tentang kecerdasan, pengetahuan agama dan akhlaknya yang baik. Dia memang luas pengetahuannya, 'lembut' dan 'perhatian'. Aku sendiri tidak memiliki kemampuan seperti itu. Aku orang yang tidak cerdas, pengetahuan agamaku nol besar, dan aku orangnya kasar tidak perhatian.

Aku terdiam begitu takjub dengan ’kesalihannya’, ’kelembutan hatinya’, serta kecerdasannya yang tinggi. Kadang aku minder juga dengan semua kemampuan dia, tapi dia orangnya ’rendah hati’, ’tidak sombong’ seperti aku. Dia itu cerdas tidak ’oon’ kaya aku. Dia itu kalo solat dan zikir berlama-lama beda denganku yang hanya tahan beberapa menit.

Doaku setiap hari panjang-panjang, kadang kalo malam aku memohon pada-NYA sampai tidak terasa sajadahku basah. Soalnya aku menangisnya waktu sujud. Aku sungguh lancang berdoa kepada-NYA mengutarakan isi hati kalau aku sayang dan cinta dia.

Aku tahu dia sama sekali tidak pernah menggubris perasaanku yang terdalam, karena katanya tidak pernah ada cinta lagi. Hiks.. kalau teringat itu aku menangis lagi sama Robku.

Ya Rob..
tolonglah hamba-Mu yang tiada berdaya
tolonglah hamba-Mu yang sedang membutuhkan pertolongan-Mu

Ya Rob..
hamba-Mu berserah diri atas segala kehendak-Mu
hamba-Mu bersujud dengan segala kepasrahanku

Ya Rob..
aku sangat menyayanginya
jika memang dia akan berbahagia dengan yang lain
hamba-Mu ikhlas menerimanya
cinta tidak selamanya harus memiliki
cinta hamba-Mu cukup dengan melihat kebahagiaan dia
sayang hamba-Mu cukup dengan melihat senyum dia

Ya Rob..
karuniakan dia dengan seorang pendamping yang memang dia cintai dan sayangi
hamba-Mu ikhlas menerimanya
cinta dan sayang hamba-Mu adalah melihat kebahagiaan dia

Kamis, 28 Agustus 2008

kau

Tak tahulah mengapa langkah ini tertuju padanya. Mungkin inilah salah satu keajaiban sihirnya yang dapat memikat. Sekali mendekat ia akan lekat. Dirinya biasa saja. Kata-katanya adalah mantra bertuah yang menebar cinta dan tuba. Aku salah satu yang mengalaminya. Hingga kini tak dapat lepas darinya. Sungguh ini kemalangan atau anugerahkah. Ia telah berpaling dariku tapi bayang-bayangnya terus menghantui bahkan merasuki ruh. Kata-kata yang ada adalah dirinya. Hari-hari adalah dirinya padahal ia tiada. Mengapa cinta itu begitu merasuki sukma hingga aku menjadi gila karenanya.

Kau di sana dulu kau hembuskan di hatiku aroma wangi cintamu hingga meresap ke ulu hati dan tertanam abadi di dalamnya. Cintamu bagai madu dan racun yang keduanya sulit terbedakan, karena aku menikmati keduanya. Cintamu manis racunmu pahit. Aku menelan keduanya hingga tiada bersisa. Hingga tiada kurasa pahit itu, hingga tiada kurasa manis itu yang menjelma adalah rasa yang melekat.

Mengapa sangat sulit aku melepasmu. Inikah mantera sihir saktimu yang membuatku gila. Oh jangan.. jangan kau tebar mantera itu pada yang lain. Cukup hanya aku merasai hingga lunglai lemas jiwa raga. Kuucap doa pada-NYA tida terhitung jumlahnya untuk mengusirmu dari jiwa. Kupinta pada-NYA hapus kau dari kalbuku, hingga lepas derita yang membuatku merana, gelisah sepanjang masa. Tapi itu juga belum mampu mencabut sekadar namamu di hatiku hingga aku bisa melupa.

Aku kini diam. Berserah pada-NYA. Tiada dapat kuperbuat mantra sihirmu terlampau kuat dan aku sekarat. Ya Rob..tolong hamba-MU.